MAKALAH
ANTHOCEROTOPSIDA
(LUMUT TANDUK)
Diajukan untuk memenuhi Tugas Terstruktur
Mata
kuliah : Anatomi Tumbuhan
Dosen Pengampu : Noviyanti Muspiroh M.P
Disusun oleh :
Kelompok 7
1.
Nurlaelah
2.
Nurullah
Thayyibatullah
3.
Ratna Komala
4.
Umi Hani
TARBIYAH
BIOLOGI-B
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
SYEKH
NUR JATI CIREBON
2013
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada
kita semua. Alhamdulillah dengan RahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Anthocerotopsida”. Makalah ini berisi tentang Pengertian Jamur
anthocerotopsida, Karakteristik anthocerotopsida, klasifikasi anthocerotopsida,
habitat dan siklus hidup anthocerotopsida, reproduksi anthocerotopsida dan peranan
anthocerotopsida dalam kehidupan.
Semoga dengan adanya makalah ini,
kita bisa lebih memahami tentang jamur dan jenis-jenisnya secara mendalam.
Adapun dalam pembuatan makalah ini, tim penulis merasa masih kurang sempurna.
Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Cirebon, 18 November 2013
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lumut
tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta lainnya tetapi
cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang mencakup
kira-kira 300 spesies (Tjitro, 1983 : 88). Genus yang paling dikenal ialah Anthoceros, dan
spesies-spesiesnya agak umum dijumpai di tepi sungai atau danau dan acapkali
disepanjang selokan, tepi jalan yang basah atau lembab. Tubuh utama adalah
gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak bulat.
Sel-selnya
biasanya mengandung satu kloroplas yang besar yang mencakup pirenoid, yang
diduga ada persamaan dengan pirenoid algae tertentu. Sporofit biasanya kapsul
berbentuk silinder yang berbentuk bulir dengan panjang beberapa sentimeter, dan
kadang-kadang sampai 5-6 cm. pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari
jaringan gametofit. Dasar kapsul meluas arah ke bawah sebagai kaki, suatu organ
yang melekat dan menyerap, terbena dalam-dalam di dalam jaringan
talusnya. Dalam beberapa segi, struktur kapsul Anthoceros menyerupai
kapsul lumut sejati.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa karakteristik dari lumut
tanduk?
2.
Dimana habitat dari lumut
tanduk?
3.
Bagaimana bentuk morfologi dan
anatomi dari lumut tanduk?
4.
Bagaimana reproduksi dari lumut
tanduk?
5.
Apa peranan dari lumut tanduk?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Lumut
Tanduk
a.
Tubuhnya
mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya.
b.
Bentuk tubuh lumut tanduk berupa lembaran yang
ujungnya bercabang-cabang menyerupai tanduk, sehingga disebut lumut tanduk
c.
Gametofit
berupa talus yang sederhana, yaitu berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, dosiventral, tidak ada
rusuk tengah dan tidak ada percabangan menggarpu, tumbuh melekat pada tanah
dengan perantara rizoid.
d.
Gametofitnya
berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang berlekuk.
e.
Rizoid
berada pada bagian ventral.
f.
Pangkal
sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit.
g.
Berdasarkan
analisis asam nukleat, ternyata lumut ini masih berkerabat paling dekat dengan
tanaman berpembuluh dibanding kelas lain pada tumbuhan lumut.
h.
Struktur anatomi talus (gametofit) homogen, tiap sel
mengandung satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar.
i.
Pada
sisi ventral dari talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk
ginjal.
j.
Sporogonium terdiri dari kaki dan kapsul (tanpa seta). (Tjitrosoepomo,
2011: 187)
B.
Morfologi dan Anatomi
Stuktur kapsul Anthoceros dalam beberapa
segi menyerupai kapsul tumbuhan lumut, suatu kondisi yang dianggap sebagai
suatu contoh untuk evolusi konvergen. Irisan melintang melalui kapsul menunjukan
kelompok sel-sel steril, yaitu kolummela, di
tengah-tengah. Sekeliling kolumner terdapat silinder berongga yang berisi
elater dan tetrad spor-spora. Kedua struktur ini secara vertical memanjang ke
seluruh kapsul. Di luar ada zona sel-sel steril yang terlinung oleh epidermis
diselingi oleh stomata yang sama dengan stomata pada tumbuhan berpembuluh.
Adanya kloroplas dalam sel-sel daerah steril tadi menyebabkan sporofit matang
hampir seluruhnya tidak bergantung pada gametofit akan bahan makanan, meskipun
masih memerlukan air dan mineral dari gametofit. Bila menjadi matang, dinding
kapsul membelah menjadi dua katup dan spora-spora dilepaskannya.
Setelah beberapa saat tumbuh, kapsul itu memanjang karena
aktivitas daerah meristematik di dasarnya. Zona ini menghasilkan semua macam
sel yang terdapat dalam kapsul matang jaringan steril dan jaringan penghasil
spora. Jadi, selagi spora-spora itu menjadi masak dan ditenaskan dari bagian
atas kapsul, maka spora-spora baru terus menerus dihasilkan di bawahnya. Pada
beberapa spesies, kapsulnya terus tumbuh dan membentuk spora-spora baru selama
gametofit itu hidup.
Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang biasanya
dimasukan dalam satu suku saja yaitu suku Anthocerotae. Berlainan
dengan golongan lumut hati
lainnya, sporogonium Anthocerothalesmempunyai susunan dalam yang
lebih rumit.
Gametofit mempunyai talus yang berbentuk cakram dengan
tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara rizoid-rizoid.
Susunan talusnya masih sederhana. Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas
dengan satu pirenoid yang besar, hingga mengingatkan kita pada koloroplas
sel-sel gangang. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup
yang berbentuk ginjal. Stoma itu kemudian hampir selalu terisi dengan lender.
Beberapa anterodium terkumpul dalam satu lekukan pada
sisi atas talus, demikian pula arkogeniumnya. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel
dengan satu dinding pemisah melintang. Sel yang diats terus membelah-belah dan
merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah merupakan kaki sporogonium.
Sel-sel yang mempunyai kaki sporogonium. Berbentuk sebagai rizoid, melekat pada
talus gametofitnya.
Bagi sporogonium, kaki itu berfungsi sebagai alat
penghisap (Haustorium). Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti
tanduk, panjangnya 10-15 cm. jika telah masak pecah seperti buah polongan.
Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa deretan
sel-sel mandul yang dinamakan kolumela. Kolume itu diselubungi oleh
jaringan yang diselubungi oleh jaringan yang akan mengasilkan spora, yang
disebut arkespora. Selain spora, arkespora juga menghasilkan
sel-sel mandul yang dinamakan elatera.
Berbeda dengan lumut hati lainnya masaknya kapsul spora
pada sporogonium itu tidak bersama-sama, akan tetapi dimulai dari atas dan
berturut-turut sampai pada bagian bawahnya. Dinding sporogoni yang mempunyai stomata
dengan dua sel penutup dan selain itu sel-selnya mengandung koloroplas.
Anthocerothales hanya terdiri dari satu suku
yaitu suku Anthocerotaceae, yang mencakup antara lain Anthoceros
leavis, A. fusiformis, Notothylus valvata. Mempunyai gametofit lumut
hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul
memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai
kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan
lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.
C.
Habitat
Lumut tanduk dapat kita jumpai di tepi sungai,
danau atau di sepanjang selokan. didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi.
D.
Klasifikasi Lumut Tanduk
Anthocerotopsida terdiri dari satu
bangsa, yaitu Anthocerothales. Anthocerothales dibedakan dalam dua suku, yaitu
Anthocerotaceae dan Notothylaceae.
Ø Suku Anthocerotaceae mempunyai
cirri
· sporogonium panjang, silindris dan
tumbuh tegak di tengah permukaan talus
· bagian pangkal sporogonium
diselubungi oleh involukrum
· sel-sel dinding kapsul mengandung kloroplas,
dan terdapat stoma
· Suku ini terdiri 4 marga :
Anthoceros, Phaeoceros, Megaceros, dan Dendroceros
Ø Suku Notothylaceae mempunyai cirri
:
· Sporogonium pendek, tumbuh
horizontal dan terdapat pada tepi talus
· Dinding kapsul tidak ada sel-sel yg
mengandung kloroplas, tidak ada stoma
· Pangkal sporogonium tidak
diselubungi involukrum
E.
Reproduksi
Lumut Tanduk
Reproduksi pada Lumut tanduk terjadi
secara seksual dan aseksual, yaitu:
1. Reproduksi
secara seksual
Reproduksi secara seksual dengan menghasilkan
sederet arkegonium dan anteridium dekat permukaan atas gametofit. Sebagaimana
halnya pada lumut hati atau lumut daun, beberapa spesies lumut tanduk merupakan
tumbuhan uniseksual, sedangkan yang lain merupakan tumbuhan biseksual.
Anteridium Anthoceros bersifat unik, tunggal atau berkelompok tersembunyi dalam
suatu ruangan yang disebut ruang anteridium pada permukaan dorsal talus, demikian
pula dengan arkegonium, terbenam pada talus yang berdaging. Sporofit lumut
tanduk secara nyata memiliki sejumlah stomata. Tidak mempunyai seta atau
tangkai dan tampak sebagai tanduk yang halus muncul melalui lapisan basal dari
kaki dekat permukaan talus.
Secara seksual, dengan membentuk
anteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas
talus arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot
mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah melintang. Sel
diatas terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah
yang membelah terus-menerus membentuk kaki ang berfungsi sebagai alat
penghisap, bila sporogenium masak makan akana pecah seperti buah plongan, menghasilakan
jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan
kolumila inin diselubungi oleh sel jaringan yang akemudian menghasilkan spora,
yang disebut arkespora.
Reproduksi Aseksual Reproduksi lumut tanduk secara aseksual
atau disebut juga reproduksi vegetatif dapat terjadi melalui beberapa cara,
yaitu :
a.
Fragmentasi atau pemisahan lobus dari bagian
utama talus. Sel-sel bagian basal dari talus yang tua mati dan hancur, dan jika
proses ini terjadi pada talus yang bercabang, maka menyebabkan lobus dari talus
tersebut saling terpisah. Masing-masing lobus selanjutnya dapat tumbuh lagi
menjadi individu yang baru;
b.
Gemma atau kuncup. Para ahli lumut pernah
melaporkan adanya beberapa spesies Anthoceros dapat menghasilkan gemma yang
melekat pada tangkai yang pendek pada permukaan atas dan sepanjang tepi talus,
contoh A. glandulosus dan A. formosae;
c.
Tuber/umbi, ada beberapa jenis lumut tanduk
membentuk umbi kecil yang mempunyai kemampuan untuk menjadi gametofit baru.
F.
Peranan lumut tanduk
1.
Digunakan oleh ilmuwan sbg model dlm
experimen biologi tumbuhan.
2.
Lumut mampu
merombak struktur batu menjadi tanah.
3.
Lumut berperan
dalam menjaga ketersediaan air dan mencegah banjir dalam ekosistem hutan.
4.
Lumut dapat
digunakan sebagai bahan bakar atau atap rumah.
5.
Lumut dapat
digunakan untuk menjaga tanah dari erosi dan kekeringan pada musim kemarau.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan
byophyta lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas
tersendiri yang mencakup kira-kira 300 spesies.
2.
Tubuhnya
mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya. Bentuk tubuh
lumut tanduk berupa lembaran yang ujungnya bercabang-cabang menyerupai tanduk,
sehingga disebut lumut tanduk. Gametofit
berupa talus yang sederhana.
3.
Lumut tanduk dapat kita jumpai di tepi sungai,
danau atau di sepanjang selokan. didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi.
4.
Reproduksi
lumut tanduk secara seksual dengan menghasilkan sederet arkegonium dan
anteridium. Sedangkan secara aseksual dilakukan dengan fragmentasi, gammae, dan
tuber atau umbi.
5.
Peranan digunakan oleh ilmuwan sebagai
model dlm experimen biologi tumbuhan. Lumut mampu merombak struktur batu menjadi tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2008. Biologi
Umum Jilid 2 Edisi 8. Jakarta: Erlangga
Sutarmi, Siti dkk. 1983. Botani
Umum 4 . Bandung: ANGKASA
Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Taksonomi
Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press
Anonim.2010.Lumuttandukanthocerotopsida.http://kouzinet.blogspot.com/2010/03/lumut-tanduk-anthecerotopsida.html
Artikelnya menarik kak, sy jga punya artikel tentang Tumbuhan Lumut, smoga bisa saling melengkapi
BalasHapusMateri Biologi SMA - Dunia Tumbuhan
iyah kka, nanti aku kunjungi juga blog nya :)
BalasHapus