MAKALAH
DEUTEROMYCOTA
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah :
Botani Cryptogamae
Dosen Pengampu : Novianti Muspiroh, S.P, M.P
Disusun oleh :
1.
Nana
Solihin
2.
Lisa
Rachmawati
3.
Nurhalimah
4.
Rika
Ikrimatul A’tiyah
IPA
BIOLOGI-B/ SEMESTER 3
KEMENTRIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2013
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada
kita semua. Alhamdulillah dengan RahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Deuteromycota”. Makalah ini
berisi tentang Pengertian Jamur Deuteromycota, Karakteristik Deuteromycota,
Klasifikasi Deuteromycota, Habitat dan Siklus Hidup Deuteromycota Reprodroduksi
Deuteromycota dan Peranan Deuteromycota dalam Kehidupan.
Semoga dengan adanya makalah ini, kita bisa lebih memahami tentang jamur dan jenis-jenisnya secara mendalam. Adapun dalam pembuatan makalah ini, tim penulis merasa masih
kurang sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Cirebon,
9Nopember 2013
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 3
B.
Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C.
Tujuan...........................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Jamur Deuteromycota.............................................. 5
B.
Karakteristik Jamur Deuteromycota..........................................
6
C.
Klasifikasi Deuteromycota......................................................... 7
D.
Habitat dan Siklus Hidup Deuteromycota................................. 9
E.
Reproduksi Deuteromycota....................................................... 10
F.
Peranan Deuteromycota.............................................................
12
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................
15
B.
Kritik dan Saran .......................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
16
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Jamur adalah
keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di bawah
permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.Struktur tubuh
jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada
pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai
satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang
disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium
menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.Hifa adalah struktur menyerupai
benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi
membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel
eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof,
tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan
multiseluler.Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat
membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebutmiselium. Reproduksi jamur, ada
yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generative.
Jamur dibagi menjadi 6 divisi :
a. Devisi Myxomycota
b. Devisi Oomycota
c. Devisi Zygomycota
d. Devisi Ascomycota
e. Devisi Basidiomycota
f. Devisi Deuteromycota
2. Rumusan masalah
a. Apa pengertian jamur Deuteromycota?
b. Apa Karakteristik jamur Deuteromycota?
c. Sebutkan Klasifikasi dari jamur Deuteromycota?
d. Bagaimana Habitat dan Siklus Hidup jamur
Deuteromycota?
e. Bagaimana Reproduksi jamur Deuteromycota?
f. Apa Peranan jamur Deuteromycota dalam kehidupan?
3. Tujuan
a. Mengetahui arti dari jamur Deuteromycota
b. Mengetahui karakteristik dari jamur Deuteromycota
c. Mengetahui klasifikasi jamur Deuteromycota
d. Mengetahui habitat dan siklus hidup jamur
Deuteromycota
e. Mengetahui reproduksi jamur Deuteromycota
f. Mengetahui peranan jamur Deuteromycota dalam kehidupan
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Jamur Deuteromycota
Gambar 1. Deuteromycota
Deuteromycota berasal dari 2 kata
yaitu deutero yang artinya urutan kedua atau tidak
sempurna, dan mycota yang artinya fungi. Jadi, ia adalah jamur kelas dua atau
jamur yang tidak sempurna.Deuteromycota awalnya adalah suatu kelas dari jamur
yang setara dengan Basidiomycota, Ascomycota, dan sebagainya yang hanya diobservasi dari morfologi dan
fisiologinya saja, namun cara perkembangbiakan secara generatif tidak atau
belum ditemukan atau belum diketahui. Semua jamur yang "tidak jelas"
seperti itu masuk ke Deuteromycota. Namun
sejak tahun 1990an, takson Deuteromycota sudah tidak ada lagi, para ahli
mycologi sepakat untuk memasukkan jamur-jamur yang ada pada Deuteromycota ke
kelas lain sesuai dengan aspek fisiologis dan morfologisnya, lalu dengan adanya
konsep pengklasifikasian berbasis DNA, jamur-jamur ex-Deuteromycota
berpindah-pindah lagi, namun bukan secara kelas melainkan pada tingkatan famili
atau genus.
Jamur Deuteromycota adalah
jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya.
Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur
Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur Deuteromycota merupakan
jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).
Divisi ini disebut juga ‘fungi imperfecti’ atau jamur tidak
sempurna.Divisi ini seolah dibuat untuk mengelompokkan semua jamur yang tidak
termasuk ke dalam divisi lainnya.Ciri utama dari divisi ini adalah belum
diketahuinya reproduksi seksual selama siklus hidupnya.Jamur Deuteromycota
hanya ditemukan di daratan.Sebagian besar anggota divisi ini kemungkinan
berkerabat dengan Ascomycota karena adanya pembentukan konidia.Sisanya
kemungkinan adalah Zygomycota dan Basidiomycota yang tidak melakukan reproduksi
seksual. Jika studi lebih lanjut pada suatu spesies Deuteromycota menunjukan
adanya reproduksi seksual, maka spesies itu akan dikeluarkan dari divisi ini.
B.
Karakteristik Jamur Deuteromycota
Gambar 2.
Jamur Deuteromycota
Jamur Deuteromycota memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1.
Hifa bersekat
2.
Tubuh
berukuran mikroskopis
3.
Bersifat multiseluler
4.
Tidak berklorofil
5.
Eukariotik
6.
Heterotrof
7.
Dinding sel tersusun atas zat kitin
8. Tergolong kedalam fungi imperfect yang banyak
menimbulkan penyakit pada tanaman budidaya dan manusia.
9. Merupakan fingi yang tidak sempurna karena tidak memiliki askus/ basidium.
10. Bersifat
parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-sisa makanan
11. Reproduksi
aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui
12. Hidup didaratan dan tempat lembab.
Tabel perbedaan divisi jamur Deuteromycota dengan
devisi jamur lainnya
ZIGOMYCOTA
|
ASCOMICOTA
|
BASIDIOMYCOTA
|
DEUTEROMYCOTA
|
|
Alat
reproduksi generatif/seksual
|
Zigospora
|
Ascospora
|
Basidospora
|
Tidak ada
|
Penghasil
spora generatif
|
Peleburan hifa yang berbeda muatan
|
Askus
|
Basidium
|
Tidak ada
|
Jumlah
spora generative
|
1 buah
|
8 buah
|
4 buah
|
Tidak ada
|
Alat
reproduksi vegetatif/aseksual
|
Sporangiospora
|
Konidiospora
|
Konidiospora
|
Konidiospora
|
Penghasil
alat reproduksi aseksual
|
Sporangium
|
Konidium
|
Konidium
|
Konidium
|
Badan buah
|
Tidak ada
|
Askokarp
|
Basidiokarp
|
Tidak ada
|
Hifa
|
Senositik/ tak bersekat
|
Bersekat
|
Bersekat
|
Bersekat
|
Contoh
|
· Rhyzopus
oryzae
· Rhyzopus
stolonifer
· Mucor
mucedo
· Pilobolus
sp
|
· Penicillium
notatum
· Aspergillus
wentii
· Aspergillus
flavus
· Neurospora
crassa
· Saccharomyces
cereviceae
|
· Volvariella
volvaceae
· Auricularia
polythrica
· Ganoderma
aplanatum
· Puccinia
gramminis
· Amanita
muscaria
· Pleurotes
sp
|
· Epidermophyton floococcum
· Candida albicans
|
C. Klasifikasi Jamur Deuteromycota
Dikenal
sekitar 15.000 jamur yang semuanya tidak melakukan reproduksi seksual.
Kebanyakan Deuteromycota bersel banyak yang membentuk hifa tak bersekat,
namun beberapa jenis merupakan organisme bersel tunggal
yang membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada kondisi lingkungan
yang menguntungkan. Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifanya bersekat
dengan sel yang berinti satu, namun kebanyakan berinti banyak.
Deuteromycota berkembangbiak dengan membentuk spora aseksual melalui
fragmentasi dan konidium yang bersel satu atau bersel banyak.
Klasifikasi Deutromycetes sangat
rumit. Tidak adanya fase seksual pada fungi ini menyebabkan timbulnya berbagai
kontroversi tentang bagaimana cara mengklasifikasikannya.Deutromycotayang telah
diketahui reproduksi seksualnya kemudian diklasifikasi ulang.Apabila membentuk
askospora, maka dimasukkan kedalam Ascomycota dan bila membentuk Basidiospora
dikelompokkan kedalam Basidiomycota.
Berdasarkan ciri-ciri
morfologi konidia dan konidiomata yang dibentuknya, fungi ini dikelompokkan
kedalam tiga kelas yaitu:
1. Blastomycetes
Thalus blastomycetes
mirip khamir dan tidak menghasilkan konidia. Contohnya Candida sp,Ccryptococus
sp dan Torulopsis sp. Anggota pada jamur ini dapat
berparasit pada tubuh manusia, seperti infeksi yang
terjadi melalui saluran pernafasan, menyerang pada kulit, paru-paru, organ
vicera tulang dan sistem syaraf yang diakibatkan oleh jamur Blastomycetesdermatitidis
dan Blastomycetes brasieliensi.
2. Coelomycetes
Spora atau konidia
dibentuk dalam konidiomata dan biasanya berupa aservulus atau piknidium.
Terbagi menjadi dua Ordo, yaitu:
a. Ordo Sphaeropsidales
b. Ordo Melanconiales
3. Hypomycetes
Hypomycetes tidak
membentuk konidiomata, konidia langsung dibentuk pada cabang hifa khusus.
Terbagi menjadi dua ordo yaitu:
a. Ordo Moniliales
Cendawan yang berfungsi
sebagai cendawan pathogen seranggan pada umumnya dari divisi Deuteromyceta,
ordo Moniliales, famili Moniliaceae, seperti Beauveria bassinana, Metarhizium
sp, Hirsutella citriformi, Nomuraea rileyi.
Cendawan mematikan hama dengan cara mengifeksi tubuh inang. Perkembangan infeksi sangat dipengarhi kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban yang tinggi).Suhu optimum untuk pertumbuhan cendawan pathogen 23-25 ºC.
Cendawan mematikan hama dengan cara mengifeksi tubuh inang. Perkembangan infeksi sangat dipengarhi kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban yang tinggi).Suhu optimum untuk pertumbuhan cendawan pathogen 23-25 ºC.
v Beauveria bassiana
Beauveria bassiana termasuk dalam
golongan pathogen serangga ordo Monililes, famili Moniliaceae.Ciri-cirinya
yaitu:
§ Cendawan berwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa angin.
§ Menginfeksi serangga melalui integument/jaringan lunak. Selanjutnya hifa
tumbuh dari konidia dan merusak jaringan.
§ Cendawan tumbuh keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap
menghasilkan spora untuk disebarkan.
§ Apabilakeadaan tidak mendukung, perkembangan cendawan hanya berlangsng
didalam tubuh serangga tanpa keluar menembus integument.
v
Metarhizium sp
Metarhizium termasuk
golongan pathogen serangga ordo Moniles, famili Moniliaceae. Ciri-cirinya
yaitu:
§
Cendawan berwarna
putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa angin.
§
Spora menginfeksi tubuh
serangga melalui integument/jaringan lunak.
§
Selanjutnya hifa tumbuh
dari konidia dan merusak jaringan.
§
Cendawan berkembang
membentuk hifa putih yang keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap
menghasilkan spora untuk disebarkan.
b. Ordo Agonomycetales
D. Habitat dan Siklus Hidup Duuteomycota
Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik dan sebagian
yang lain hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan perusak
tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini juga menimbulkan penyakit pada
manusia, yaitu dematomikosis (kurap dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada
kayu.Contoh klasik jamur Deuteromycota adalah Moniliasitophila , yaitu jamur oncom. Jamur Deuteromycota umumnya
digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia sitophila
juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol jagung , pada tonggak
– tonggak atau rumput sisa terbakar, konodiumnya sangat banyak dan berwarna
jingga.
E.
Sistem Reproduksi Jamur Deuteromycota
Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu
sering disebut fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual
jamur deuteromycota yaitu dengan cara pembentukan konidia.
Jamur ini
bereproduksi secara aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa
khusus yang disebut konidiofor.Kemungkinan jamur ini merupakan suatu peralihan
jamur yang tergolong Ascomycota ke Basidiomycota tetapi tidak diketahui
hubungannya.
Jika suatu jamur deuteromycota ini diketahui cara reproduksi seksualnya
maka dimasukkan ke dalam kelompok jamur yang lain. Contohnya Monilia
sitophila, setelah diketahui reproduksi seksualnya dengan menghasilkan
askospora, jamur ini dimasukkan ke dalam jamur Ascomycota dan diganti namanya
menjadi Neurospora crassa (jamur oncom).
Fase
pembiakan secara vegetatif pada Monilia sitophila ditemukan
oleh Dodge (1927) dari Amerika serikat, sedangkan fase generatifnya
ditemukan oleh Dwidjoseputro (1961). Setelah diketahui fase
generatifnya, jamur ini dimasukkan ke dalam golongan Ascomycota dan diganti namanya
menjadi Neurosora sitophila atauNeurosora crassa.
Perubahan pengelompokan jamur tersebut akan mengubah nama spesiesnya.
Sebagai contoh adalah jamur oncom. Mula-mula, jamur ini digolongkan
Deuteromycota dengan nama Monilia sitophila. Namun, ketika Prof.
Dwidjoseputro (almarhum) dari IKIP Malang (sekarang Universitas Negeri Malang)
melakukan penelitian, ternyata Monilia sitophilia dapat
melakukan reproduksi seksual dan menghasilkan askus. Oleh beliau jamur oncom
dimasukkan ke dalam Ascomycota dan namanya berubah menjadi Neurospora
sitophila. Lihat Gambar 1.9. Beberapa jamur Deuteromycota lainnya yang
diklasifikasi ulang menjadi Ascomycota antara lain jamur dari genus Aspergillus
sp, Candidasp, dan Penicillium sp Oleh ahli
mikologi, nama genusAspergillussp diubah menjadi Eurotiumsp, Candida sp
menjadi Pichia sp dan Penicillium sp menjadi Talaromyces
sp.
Daur hidup Neurosporasitophila Setelah diketahui reproduksi seksualnya menghasilkan askus,Neurospora sitophila dimasukkan dalam kelompok Ascomycota
Contoh lain
jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain Chladosporium
sp, Curvularia sp, Gleosporium spdan Diploriasp.
Untuk memberantas jamur ini digunakan fungisida, misalnya Lokanol Dithane M-45
dan Copper Sandoz. (Campbell et al. 2005; Purves et al. 2004).
F.
Peranan Jamur
Deuteromycota
1.
Peranan yang Menguntungkan
a. Monilia sitophila digunakan untuk
pembuatan oncom.
b. Penicillium chrysogenum dan berperan dalam
industri antibiotic
c. Penicillium notatum penghasil antibiotik
penisilin
d. Penicillium roqueforti dan Penicillium
camemberti sering digunakan dalam pembuatan keju.
e. Aspergillus niger untuk
menjernihkan sari buah
f. Aspergillus oryzae digunakan untuk
melunakkan adonan roti
g. Aspergillus wentii digunakan untuk
pembuatan kecap, tauco, sake, dan asam oksalat.
2.
Peran yang Merugikan
a. Epidermophyton
floocosum, menyebabkan kutu air.
b. Epidermophytonmicrosporum, penyebab penyakit kurap.
c. Melazasia
fur-fur, penyebab panu.
d. Altenaria sp, hidup pada
tanaman kentang.
e. Fusariumsp, hidup pada tanaman tomat.
f. Trychophyton
tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala
g. Sclerothium rolfsie,
menyebabkan penyakit busuk pada tanaman
h. Helminthosporium oryzae,
menimbulkan noda berwarna hitam pada daun.
i.
Candida
albicans, menyebabkan infeksi pada
vagina.
j.
Chaclosporium sp, parasit
pada buah-buahan dan sayuran
k. Diplodiasp parasit pada tanaman
jagung
l.
Verticillium sp banyak menyerang bibit tanaman.
m. Epidermophyton sp,Microsporium
sp, dan Trichophyton spmenyebabkan penyakit dermatofitosis
(penyakit pada kulit, rambut, dan kuku) pada hewan dan manusia.
n. Aspergillus spparasit yang
menimbulkan penyakit aspergillosis yang menyerang paru-paru
pada manusia, yaitu Aspergillus flavus. A. Fumigatus adalah
penyebab infeksi saluran pernapasan.
Candida albicans Neurospora
sithopila
Epidormophyton sp Aspergillus
niger
Aspergillus romigatus, penyebab infeksi saluran pernapasan pada manusia
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan
konidia dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun
basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau
Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur Deuteromycota merupakan jamur yang tidak
sempurna (jamur imperfeksi).
2.
Deuteromycota
memiliki karakteristik yaitu Hifa bersekat, Tubuh
berukuran mikroskopis, Bersifat multiseluler, Tidak berklorofil, Bersifat
parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-sisa makanan dan Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum
diketahui.
3.
Fungi ini dikelompokkan
kedalam tiga kelas yaitu:
a.
Blastomycetes
b.
Coelomycetes
c.
Hypomycetes
4.
Jamur ini bersifat
saprofit di banyak jenis materi organik dan sebagian yang lain hidup sebagai
parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan perusak tanaman budidaya dan tanaman
hias.
5.
Jamur ini
hanya diketahui cara reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering disebut
fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur
deuteromycota yaitu dengan cara pembentukan konidia.
6.
Deuteromycota
mempunyai peranan yang menguntungkan dan peranan yang merugikan.
B.
Kritik dan
Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan.Untuk
itu saran dari pembaca sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Birsyam, Inge L. 1992. Botani
Tumbuhan Rendah. Bandung:
ITB.
Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
Kimball, John W. 1999. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga
Loveless, A. R. 1991. Prinsip-Prinsip Fisioloogi Tumbuhan Untuk
daerah
Tropis. Jakarta: Gramedia
Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:
UI-Press.
Sasmitamihardja, Drajad, dkk. 1990. Dasar-dasar fisiologi Tumbuhan.
Bandung:
FMIPA ITB
Suradinata,
Tatang. 1998. Struktur
Tumbuhan. Bandung : Angkasa
Syarief.2009. Botani
Tumbuhan Rendah.Jakarta : PPATK
Tjitrosoepomo, gembong.2005. TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH
(Schizophyta. Thallophyta, Bryophyta.
Pteridophyta). Yogyakarta
: Gajah
mada university press.
Yudianto, A.S. 1992. Pengantar Cryptogamae. Bandung
: Tarsirp
Zubaidah, siti. 2000. Jamur. Malang
: Universitas negeri Malang.
Terimakasih postingannya bantu banget buat tugas :)
BalasHapusijin kopas bagian habitat deuteromycota ya. makasih banyak ^-^
BalasHapus