Selasa, 27 Januari 2015

MAKALAH DEUTEROMYCOTA

MAKALAH
DEUTEROMYCOTA
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah                : Botani Cryptogamae
Dosen Pengampu        : Novianti Muspiroh, S.P, M.P

logo
 






      Disusun oleh :
1.      Nana Solihin
2.      Lisa Rachmawati
3.      Nurhalimah
4.      Rika Ikrimatul A’tiyah

IPA BIOLOGI-B/ SEMESTER 3
KEMENTRIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON

2013





KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr.Wb.
            Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Alhamdulillah dengan RahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Deuteromycota”. Makalah ini berisi tentang Pengertian Jamur Deuteromycota, Karakteristik Deuteromycota, Klasifikasi Deuteromycota, Habitat dan Siklus Hidup Deuteromycota Reprodroduksi Deuteromycota dan Peranan Deuteromycota dalam Kehidupan.
Semoga dengan adanya makalah ini, kita bisa lebih memahami tentang jamur dan jenis-jenisnya secara mendalam. Adapun dalam pembuatan makalah ini, tim penulis merasa masih kurang sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.  


Cirebon, 9Nopember 2013

                                                            Tim Penulis





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................. 2
BAB I    PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ............................................................................  3
B.     Rumusan Masalah .......................................................................  4
C.     Tujuan........................................................................................... 4
BAB II   PEMBAHASAN
A.         Pengertian Jamur Deuteromycota.............................................. 5
B.         Karakteristik Jamur Deuteromycota.......................................... 6
C.         Klasifikasi Deuteromycota......................................................... 7
D.         Habitat dan Siklus Hidup Deuteromycota................................. 9
E.          Reproduksi Deuteromycota....................................................... 10
F.          Peranan Deuteromycota............................................................. 12
BAB III   PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................... 15
B.     Kritik dan Saran ..........................................................................  15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 16






PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebutmiselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generative.
Jamur dibagi menjadi 6 divisi :
a.       Devisi Myxomycota
b.      Devisi Oomycota
c.       Devisi Zygomycota
d.      Devisi Ascomycota
e.       Devisi Basidiomycota
f.       Devisi Deuteromycota
2.      Rumusan masalah
a.       Apa pengertian jamur Deuteromycota?
b.      Apa Karakteristik jamur Deuteromycota?
c.       Sebutkan Klasifikasi dari jamur Deuteromycota?
d.      Bagaimana Habitat dan Siklus Hidup jamur Deuteromycota?
e.       Bagaimana Reproduksi jamur Deuteromycota?
f.       Apa Peranan jamur Deuteromycota dalam kehidupan?
3.      Tujuan
a.       Mengetahui arti dari jamur Deuteromycota
b.      Mengetahui karakteristik dari jamur Deuteromycota
c.       Mengetahui klasifikasi jamur Deuteromycota
d.      Mengetahui habitat dan siklus hidup jamur Deuteromycota
e.       Mengetahui reproduksi jamur Deuteromycota
f.       Mengetahui peranan jamur Deuteromycota dalam kehidupan























PEMBAHASAN


A.    Pengertian Jamur Deuteromycota
Ciri-ciri Jamur Deuteromycota (Jamur Imperfeksi)
Gambar 1. Deuteromycota
Deuteromycota berasal dari 2 kata yaitu deutero yang artinya urutan kedua atau tidak sempurna, dan mycota yang artinya fungi. Jadi, ia adalah jamur kelas dua atau jamur yang tidak sempurna.Deuteromycota awalnya adalah suatu kelas dari jamur yang setara dengan Basidiomycota, Ascomycota, dan sebagainya yang hanya diobservasi dari morfologi dan fisiologinya saja, namun cara perkembangbiakan secara generatif tidak atau belum ditemukan atau belum diketahui. Semua jamur yang "tidak jelas" seperti itu masuk ke Deuteromycota. Namun sejak tahun 1990an, takson Deuteromycota sudah tidak ada lagi, para ahli mycologi sepakat untuk memasukkan jamur-jamur yang ada pada Deuteromycota ke kelas lain sesuai dengan aspek fisiologis dan morfologisnya, lalu dengan adanya konsep pengklasifikasian berbasis DNA, jamur-jamur ex-Deuteromycota berpindah-pindah lagi, namun bukan secara kelas melainkan pada tingkatan famili atau genus. 
Jamur Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur Deuteromycota merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).
       Divisi ini disebut juga ‘fungi imperfecti’ atau jamur tidak sempurna.Divisi ini seolah dibuat untuk mengelompokkan semua jamur yang tidak termasuk ke dalam divisi lainnya.Ciri utama dari divisi ini adalah belum diketahuinya reproduksi seksual selama siklus hidupnya.Jamur Deuteromycota hanya ditemukan di daratan.Sebagian besar anggota divisi ini kemungkinan berkerabat dengan Ascomycota karena adanya pembentukan konidia.Sisanya kemungkinan adalah Zygomycota dan Basidiomycota yang tidak melakukan reproduksi seksual. Jika studi lebih lanjut pada suatu spesies Deuteromycota menunjukan adanya reproduksi seksual, maka spesies itu akan dikeluarkan dari divisi ini.
B.     Karakteristik Jamur Deuteromycota

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzlabr2eMKPzAe1SYq06SRFhHVKnkwLX4zEA7QJkXNXfynLVJTrZWGnBgzwJxf7oPGQuC0c28zO1j23Qm9nhOIjm8kEpagBAF423gknH0aYbX5XE7c8N5q9BJQdQn_wslmbnGg_pg6zmd1/s1600/helminthosporium-sp.jpg
Gambar 2. Jamur Deuteromycota
Jamur Deuteromycota memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Hifa bersekat
2.      Tubuh berukuran mikroskopis  
3.      Bersifat multiseluler
4.      Tidak berklorofil
5.      Eukariotik
6.      Heterotrof
7.      Dinding sel tersusun atas zat kitin
8.      Tergolong kedalam fungi imperfect yang banyak menimbulkan penyakit pada tanaman budidaya dan manusia.
9.      Merupakan fingi yang tidak sempurna karena tidak memiliki askus/ basidium.
10.  Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-sisa makanan
11.  Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui
12.  Hidup didaratan dan tempat lembab.
Tabel  perbedaan divisi jamur Deuteromycota dengan devisi jamur lainnya

ZIGOMYCOTA
ASCOMICOTA
BASIDIOMYCOTA
DEUTEROMYCOTA
Alat reproduksi generatif/seksual
Zigospora
Ascospora
Basidospora
Tidak ada
Penghasil spora generatif
Peleburan hifa yang berbeda muatan
Askus
Basidium
Tidak ada
Jumlah spora generative
1 buah
8 buah
4 buah
Tidak ada
Alat reproduksi vegetatif/aseksual
Sporangiospora
Konidiospora
Konidiospora
Konidiospora
Penghasil alat reproduksi aseksual
Sporangium
Konidium
Konidium
Konidium
Badan buah
Tidak ada
Askokarp
Basidiokarp
Tidak ada
Hifa
Senositik/ tak bersekat
Bersekat
Bersekat
Bersekat
Contoh
·      Rhyzopus oryzae
·      Rhyzopus stolonifer
·      Mucor mucedo
·      Pilobolus sp
·      Penicillium notatum
·      Aspergillus wentii
·      Aspergillus flavus
·     Neurospora crassa
·   Saccharomyces cereviceae
·      Volvariella volvaceae
·      Auricularia polythrica
·      Ganoderma aplanatum
·      Puccinia gramminis
·      Amanita muscaria
·      Pleurotes sp
·    Epidermophyton floococcum
·    Candida albicans





C. Klasifikasi Jamur Deuteromycota
Dikenal sekitar 15.000 jamur yang semuanya tidak melakukan reproduksi seksual. Kebanyakan Deuteromycota bersel banyak yang membentuk hifa tak bersekat, namun beberapa jenis merupakan organisme bersel tunggal yang membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada kondisi lingkungan yang menguntungkan. Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifanya bersekat dengan sel yang berinti satu, namun kebanyakan berinti banyak. Deuteromycota berkembangbiak dengan membentuk spora aseksual melalui fragmentasi dan konidium yang bersel satu atau bersel banyak.
Klasifikasi Deutromycetes sangat rumit. Tidak adanya fase seksual pada fungi ini menyebabkan timbulnya berbagai kontroversi tentang bagaimana cara mengklasifikasikannya.Deutromycotayang telah diketahui reproduksi seksualnya kemudian diklasifikasi ulang.Apabila membentuk askospora, maka dimasukkan kedalam Ascomycota dan bila membentuk Basidiospora dikelompokkan kedalam Basidiomycota.
Berdasarkan ciri-ciri morfologi konidia dan konidiomata yang dibentuknya, fungi ini dikelompokkan kedalam tiga kelas yaitu:
1.      Blastomycetes
Thalus blastomycetes mirip khamir dan tidak menghasilkan konidia. Contohnya Candida sp,Ccryptococus sp dan Torulopsis sp. Anggota pada jamur ini dapat berparasit pada tubuh manusia, seperti infeksi yang terjadi melalui saluran pernafasan, menyerang pada kulit, paru-paru, organ vicera tulang dan sistem syaraf yang diakibatkan oleh jamur Blastomycetesdermatitidis dan Blastomycetes brasieliensi.
2.      Coelomycetes
Spora atau konidia dibentuk dalam konidiomata dan biasanya berupa aservulus atau piknidium. Terbagi menjadi dua Ordo, yaitu:
a.       Ordo Sphaeropsidales
b.      Ordo Melanconiales
3.      Hypomycetes
Hypomycetes tidak membentuk konidiomata, konidia langsung dibentuk pada cabang hifa khusus. Terbagi menjadi dua ordo yaitu:
a.       Ordo Moniliales
Cendawan yang berfungsi sebagai cendawan pathogen seranggan pada umumnya dari divisi Deuteromyceta, ordo Moniliales, famili Moniliaceae, seperti Beauveria bassinana, Metarhizium sp, Hirsutella citriformi, Nomuraea rileyi.
Cendawan mematikan hama dengan cara mengifeksi tubuh inang. Perkembangan infeksi sangat dipengarhi kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban yang tinggi).Suhu optimum untuk pertumbuhan cendawan pathogen 23-25 ºC.
v  Beauveria bassiana
Beauveria bassiana termasuk dalam golongan pathogen serangga ordo Monililes, famili Moniliaceae.Ciri-cirinya yaitu:
§  Cendawan berwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa angin.
§  Menginfeksi serangga melalui integument/jaringan lunak. Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia dan merusak jaringan.
§  Cendawan tumbuh keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap menghasilkan spora untuk disebarkan.
§  Apabilakeadaan tidak mendukung, perkembangan cendawan hanya berlangsng didalam tubuh serangga tanpa keluar menembus integument.
v  Metarhizium sp
Metarhizium termasuk golongan pathogen serangga ordo Moniles, famili Moniliaceae. Ciri-cirinya yaitu:
§  Cendawan berwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa angin.
§  Spora menginfeksi tubuh serangga melalui integument/jaringan lunak.
§  Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia dan merusak jaringan.
§  Cendawan berkembang membentuk hifa putih yang keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap menghasilkan spora untuk disebarkan.
b.      Ordo Agonomycetales
D. Habitat dan Siklus Hidup Duuteomycota
Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik dan sebagian yang lain hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini juga menimbulkan penyakit pada manusia, yaitu dematomikosis (kurap dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada kayu.Contoh klasik jamur Deuteromycota adalah Moniliasitophila , yaitu jamur oncom. Jamur Deuteromycota umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia sitophila juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol jagung , pada tonggak – tonggak atau rumput sisa terbakar, konodiumnya sangat banyak dan berwarna jingga.
E.     Sistem Reproduksi Jamur Deuteromycota
Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering disebut fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur deuteromycota yaitu dengan cara pembentukan konidia.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/0/04/Shbat.jpg
Jamur ini bereproduksi secara aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus yang disebut konidiofor.Kemungkinan jamur ini merupakan suatu peralihan jamur yang tergolong Ascomycota ke Basidiomycota tetapi tidak diketahui hubungannya.
Jika suatu jamur deuteromycota ini diketahui cara reproduksi seksualnya maka dimasukkan ke dalam kelompok jamur yang lain. Contohnya Monilia sitophila, setelah diketahui reproduksi seksualnya dengan menghasilkan askospora, jamur ini dimasukkan ke dalam jamur Ascomycota dan diganti namanya menjadi Neurospora crassa (jamur oncom).
Fase pembiakan secara vegetatif pada Monilia sitophila  ditemukan oleh Dodge (1927) dari Amerika serikat, sedangkan fase generatifnya ditemukan oleh Dwidjoseputro (1961). Setelah diketahui fase generatifnya, jamur ini dimasukkan ke dalam golongan Ascomycota dan diganti namanya menjadi Neurosora sitophila atauNeurosora crassa.
Perubahan pengelompokan jamur tersebut akan mengubah nama spesiesnya. Sebagai contoh adalah jamur oncom. Mula-mula, jamur ini digolongkan Deuteromycota dengan nama Monilia sitophila. Namun, ketika Prof. Dwidjoseputro (almarhum) dari IKIP Malang (sekarang Universitas Negeri Malang) melakukan penelitian, ternyata Monilia sitophilia dapat melakukan reproduksi seksual dan menghasilkan askus. Oleh beliau jamur oncom dimasukkan ke dalam Ascomycota dan namanya berubah menjadi Neurospora sitophila. Lihat Gambar 1.9. Beberapa jamur Deuteromycota lainnya yang diklasifikasi ulang menjadi Ascomycota antara lain jamur dari genus Aspergillus sp, Candidaspdan Penicillium sp Oleh ahli mikologi, nama genusAspergillussp diubah menjadi Eurotiumsp, Candida sp menjadi Pichia sp  dan Penicillium sp  menjadi Talaromyces sp.
clip_image023

 Daur hidup Neurosporasitophila Setelah diketahui reproduksi seksualnya menghasilkan askus,Neurospora sitophila dimasukkan dalam kelompok Ascomycota
Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain Chladosporium sp, Curvularia sp, Gleosporium spdan  Diploriasp. Untuk memberantas jamur ini digunakan fungisida, misalnya Lokanol Dithane M-45 dan Copper Sandoz. (Campbell et al. 2005; Purves et al. 2004).



F.     Peranan Jamur Deuteromycota
1.      Peranan yang Menguntungkan
a.       Monilia sitophila digunakan untuk pembuatan oncom.
b.      Penicillium chrysogenum dan berperan dalam industri antibiotic
c.       Penicillium notatum penghasil antibiotik penisilin
d.      Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti sering digunakan dalam pembuatan keju.
e.       Aspergillus niger untuk menjernihkan sari buah
f.       Aspergillus oryzae digunakan untuk melunakkan adonan roti
g.      Aspergillus wentii digunakan untuk pembuatan kecap, tauco, sake, dan asam oksalat.
2.      Peran yang Merugikan
a.       Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
b.      Epidermophytonmicrosporum, penyebab penyakit kurap.
c.       Melazasia fur-fur, penyebab panu.
d.      Altenaria sp, hidup pada tanaman kentang.
e.       Fusariumsp, hidup pada tanaman tomat.
f.       Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala
g.      Sclerothium rolfsie, menyebabkan penyakit busuk pada tanaman
h.      Helminthosporium oryzae, menimbulkan noda berwarna hitam pada daun.
i.        Candida albicans, menyebabkan infeksi pada vagina.
j.        Chaclosporium sp, parasit pada buah-buahan dan sayuran
k.      Diplodiasp parasit pada tanaman jagung
l.        Verticillium sp banyak menyerang bibit tanaman.
m.    Epidermophyton sp,Microsporium sp, dan Trichophyton spmenyebabkan penyakit dermatofitosis (penyakit pada kulit, rambut, dan kuku) pada hewan dan manusia.
n.      Aspergillus spparasit yang menimbulkan penyakit aspergillosis yang menyerang paru-paru pada manusia, yaitu Aspergillus flavus. A. Fumigatus adalah penyebab infeksi saluran pernapasan.
ahttp://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/fungi_deuteromycota.jpg?w=545&h=383
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFKrgAlxVJqh28B_WjuRN2KblhZZZ6GZ6pzJtX2CJUfcD1WpN3MY0iE08DCYRr-NleTCXsaaH04AF_lTPIZ0pUTrh2GJ4ENJcZHd4VbclvzUf0NzEyMCY4oRGgFhNuuNF3GreP55OgSEM/s320/candida_albicans-671.jpg https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxB4a0Quxtc-4Jf1HmCvrtB5tLrjvI__f85pTy6thzYMlrdJXgC50JekmFl4Tyb0lfo_a8naafaOlrhK2nLGBF2NCKxAsMumHCMbDrwWCAKLVxtbmtvzeWDxsjWKfrCznp_cUkHB_1wyM/s320/Slide13.JPG
Candida albicans                                Neurospora sithopila
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSS9ZnltGOXfWnz7kXuWvV5j7FRORx9v77QTGfFveAMLw0LbT4IlN74oJtlvmak_ed12B7_5lDNQ6kwgWOFfpurCd9oZGl_SsO2x0_JHh3p186M1Nzpr66ilTZYWmktqgDowbv5JkaPXU/s1600/epiii.jpgclip_image025
Epidormophyton sp                             Aspergillus niger

clip_image027clip_image029
clip_image031Aspergillus oryzae                                           Aspergillus wentii
Aspergillus romigatus, penyebab infeksi saluran pernapasan pada manusia























PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur Deuteromycota merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).
2.      Deuteromycota memiliki karakteristik yaitu Hifa bersekat, Tubuh berukuran mikroskopis, Bersifat multiseluler, Tidak berklorofil, Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-sisa makanan dan Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
3.      Fungi ini dikelompokkan kedalam tiga kelas yaitu:
a.       Blastomycetes
b.      Coelomycetes
c.       Hypomycetes
4.      Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik dan sebagian yang lain hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias.
5.      Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering disebut fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur deuteromycota yaitu dengan cara pembentukan konidia.
6.      Deuteromycota mempunyai peranan yang menguntungkan dan peranan yang merugikan.
B.     Kritik dan Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan.Untuk itu saran dari pembaca sangat diharapkan.



DAFTAR PUSTAKA


Birsyam, Inge L. 1992. Botani Tumbuhan Rendah. Bandung: ITB.
Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
Kimball, John W. 1999. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga
Loveless, A. R. 1991. Prinsip-Prinsip Fisioloogi Tumbuhan Untuk daerah
Tropis. Jakarta: Gramedia
Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.
Sasmitamihardja, Drajad, dkk. 1990. Dasar-dasar fisiologi Tumbuhan. Bandung:
FMIPA ITB
Suradinata, Tatang. 1998. Struktur Tumbuhan. Bandung : Angkasa
Syarief.2009. Botani Tumbuhan Rendah.Jakarta : PPATK
Tjitrosoepomo, gembong.2005. TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH
(Schizophyta. Thallophyta, Bryophyta. Pteridophyta). Yogyakarta : Gajah
mada university press.
Yudianto, A.S. 1992. Pengantar Cryptogamae. Bandung : Tarsirp
Zubaidah, siti. 2000. Jamur. Malang : Universitas negeri Malang.



2 komentar:

  1. Terimakasih postingannya bantu banget buat tugas :)

    BalasHapus
  2. ijin kopas bagian habitat deuteromycota ya. makasih banyak ^-^

    BalasHapus