MAKALAH
PERANAN HEWAN AVERTEBRATA DITINJAU
DARI PERSPEKTIV ISLAM (MOLLUSCA)
Mata kuliah : Zoologi Avertebrata
Dosen pengampu : Eka
Fitriyah M.Pd
Disusun oleh :
Kiki Taqiyudin (14121610694)
Lisa Rachmawati (14121610696)
Nopan Dwi Santoso (14121610)
Nunung Nurhidayati (14121610)
Vina Yulia (14121610)
FAKULTAS TARBIYAH /
JURUSAN TADRIS IPA-BIOLOGI
SMT III
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2013
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mollusca berasal dari bahasa Latin,
Mollucus yang berari lunak. Jadi, jika ditinjau dari asal katanya, Mollusca
berarti hewan yang memiliki tubuh lunak. Mollusca mencakup hewan-hewan yang
bersifat triploblastik celomata dengan sebaran habitat yang sangat luas. Tubuh
Mollusca yang lunak sebagai ciri utama dari phylum ini umumnya
dilindungi oleh suatu cangkang yang keras.
Mollusca memiliki sifat kosmopolit , dimana
hewan-hewan ini memiliki daerah persebaran yang sangat luas. Mollusca
dapat ditemukan di darat, air tawar, maupun air laut. Dengan persebaran ang
sangat luas tersebut, Mollusca menjadi phylum dengn anggota spesies
terbesar kedua setelah Arthropoda
Ukuran
tubuh Mollusca sangat bervariasi mulai dari siput yang panjangnya hanya beberpa
millimeter hingga cumi-cumi raksasa yang dapat mencapai panjang 18 meter.
Bentuk tubuhnya pun sangat bervariasi walaupun bentuk dasarnya
bersifat simetri bilateral. Pada beberapa terjadi modifikasi dari massa
visceral yang mengakibatkan bentuk tubuhnya bersifat asimetris.
Dalam
sistem klasifikasi modern, Mollusca dibedakan menjadi lima kelas, yakni
Gastropoda, cephalooda, Bivalvia, Scaphopoda, Pembagian ini
didasarkan pada ciri morfologi, anatomi dan fisiologis dari hewan-hewan
tersebut. Masing-masing kelas tersebut memiliki ciri tersendiri yang
sangat khas dan berbeda dengan kelas-kelas yang lain.
Mollusca
memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan.
Beberaa speies dari phylum ini menjadi sumber protein bagi manusia.
Selain itu, Mollusca dapat menjadi hama bagi pertanian dan menjadi inang bagi
beberapa cacing parasit yang sangat merugkan bag manusia.
Berdasarkan
uraian dalam latar belakang tersebut, maka dianggap perlu untuk menyusun
suatu tulisan yang berisi uraian mengenai phylum Mollusca dari berbagai aspek,
baik dari segi ciri, morfologi, anatomi, klasifikasi maupun peranannya dalam
kehidupan. Hal ini dimaksudkan sebagai acuan dalam mempermudah pemahaman
terhadap phylum ini.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
ciri-ciri atau karakteristik dari filum mollusca ?
2. Bagaimana
penglasifikasian filum mollusca ?
3. Bagaimana
struktur morfologi filum mollusca ?
4. Bagaimana
struktur anatomi filum mollusca ?
5. Dimanakah
habitat filum mollusca ?
6. Bagaimana
siklus hidup filum mollusca ?
7. Apa
saja peranan filum mollusca terhadap kehidupan manusia ditinjau dari Perspektif
Islam ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui ciri-ciri atau karakteristik dari filum mollusca
2. Untuk
mengetahui penglasifikasian filum mollusca
3. Untuk
mengetahui struktur morfologi filum mollusca
4. Untuk
mengetahui struktur anatomi filum mollusca
5. Untuk
mengetahui habitat filum mollusca
6. Untuk
mengetahui siklus hidup filum mollusca
7. Untuk
mengetahui peranan filum mollusca terhadap kehidupan manusia ditinjau dari Perspektif Islam
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN............................................................................................... 1
Latar
Belakang...................................................................................................... 1
Rumusan
Masalah................................................................................................. 2
Tujuan.................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
PEMBAHASAN.................................................................................................. 4
Ciri-Ciri
/ Karakteristik Mollusca.......................................................................... 4
Klasifikasi
Mollusca.............................................................................................. 5
Morfologi
dan Anatomi Mollusca......................................................................... 6
Habitat
Mollusca................................................................................................... 8
Siklus
Hidup Mollusca.......................................................................................... 8
Peranan
Mollusca dalam Kehidupan
Ditinjau
dari Perspektif Islam............................................................................... 10
KESIMPULAN................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13
PEMBAHASAN
A.
Ciri-ciri
atau Karakteristik
Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki siput
sawah dan ruas. Tubuh hewan ini tripoblastik, bilateral simetri, umumnya
memiliki mantel yang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat.
Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat
kapur misalnya kerang, tiram, bakicot. Namun adapula ,ollusca yang tidak
memiliki cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, gurita, atau siput telanjang.
Mollusca memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya
berbeda untuk setiap kelasnya.
Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan
cangkok siput berbentuk seperti kerucut yang melingkar. Perbedaan lainya, kaki
siput tipis dan rata. Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontraksi
otot. Lain halnya dengan kerang yang mempunyai kaki seperti mata kapak yang
dipergunakan untuk berjalan dilumpur atau pasir. Sementara itu cumi-cumi dan
sotong tidak punya cangkok, kakinya terletak bagian kepala yang berfungsi untuk
menangkat mangsa.
Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna muali dari
mulut yang mempunyai radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka di daerah
rongga mantel. Disamping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah
berkembang biak. Peredaran darah terbuka ini terjadi pada semua kelas mollusca
kecuali kelas cephalopoda. Pernafasan dilakukan dengan menggunakan ingsang atau
“paru-paru”, mantel atau oleh bagian epidermis. Alat eksresi berupa ginjal.
System saraf terdiri atas tiga pasang ganglion, yaitu ganglion cerebral,
ganglion visceral, dan ganglion pedal yagn ketiganya dihubungkan oleh tali-tali
saraf longitudinal. Alat reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dan internal
atau eksternal.[1]
B.
Klasifikasi
1.
Kelas
Polyplacophora atau Amphineura
Karakteristik:
·
Tubuh simetri bilateral, cangkok tersusun
atas delapan buah lembaran transversal dari zat kapur
·
Kakinya menempati daerah sepanjang
bagian ventral tubuh
·
Hidup di air laut dan bernapas dengan
ingsang
·
Contoh: Chiton sp adalah hewan laut dengan bentuk oval dan cangkang yang
terbagi menjadi delapan lempengan dorsal (namun demikian, tubuhnya sendiri
tidak bersegmen).
2.
Kelas
Gastropoda
Karakteistik
kelas Gastropoda yang paling khas adalah suatu proses yang dikenal sebagai
torsi (torsion). Selama perkembangan
embrionik, suatu otot asimetris terbentuk, dan satu sisi dari masa massa
viseral tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan yang lain. Kontraksi otot itu
dan pertumbuhan yang tidak merata tersebut menyebabkan massa viseral berotasi
sampai 180 derajat, sedemikian rupa sehingga anus dan rongga mantel ditempatkan
di atas kepala pada hewan dewasa. Beberapa ahli zoologi berspekulasi bahwa
keuntungan dari torsi adalah untuk menempatkan viseral dan cangkang yang berat
lebih ke tengah pada tubuh keong itu.
3.
Kelas
Bivalvia
Karakteristik:
·
Tubuh simetris bilateral dan kaki pipih
·
Mempunyai sepasang cangkok dengan tonjolan puncak yang disebut umbo
·
Mantel dengan rongga mantelnya
·
Memiliki ingsang berupa lembaran,
bersifat gonochris
·
Contoh: Remis sp, Pinctada
margaritifera, dan Pinctada mertensi
4.
Kelas
Chepalopoda
Chepalopoda adalah
satu-satunya mollusca dengan sistem sirkulasi tertutup. Mereka juga memiliki
sistem saraf yang berkembang dengan baik dan otak yang kompleks. Kemampuan
untuk belajar dan bertingkah laku dalam cara yang rumit kemungkinan lebih pening
bagi pemangsa yang bergerak cepat dibandingkan dengan hewan yang diam seperti
remis.
Karakteristik:
·
Kaki bergabung dengan kepala dalam
bentuk tangan, tentakel dan atau siphon
·
Tidak bercangkok dan punya kantung
tinta, kecuali Nautilus
·
Bernapas dengan ingsang, bersifat
gonochoris
·
Contoh: Loligo sp (cumi-cumi), Octopus
sp (gurita), Sepia sp, dan Nautilus sp
Sebagian besar spesies
cumi-cumi memiliki panjang kurang dari 75 cm, tetapi ada juga cumi-cumi
raksasa, spesimen terbesar yang pernah terekam memiliki panjang 17 m (termasuk
tentakel) dan berbobot sekitar 2 ton.
5.
Kelas
Scaphoda
Karakteristik:
·
Ujung cangkok blubang dengan bentuk
seperti gading gajah
·
Hidup di air laut
·
Contoh: Detalium entale
C.
Morfologi
dan Anatomi
Hewan-hewan
pada filum Mollusca memiliki tubuh yang lunak, non-metameris, pada dasarnya
bersifat bilateral simetris dan terbungkus dalam rumah berkapur yang berasal
dari sekretnya sendiri. Semua mollusca selalu mempunyai masa muskular, disebut
kaki yang bentuk dan fungsinya bervariasi menurut kelasnya. Mollusca mempunyai
sistem digesti, respirasi, ekskresi, dan reproduksi yang komplek. Beberapa
jenis Mollusca mempunyai stadium larva trokofor serupa yang tedapat pada
Annelida. Sistem sirkulasi terdiri
dari jantung yang beruang-ruang. Sistem pembuluh darah tertutup, menyangkut
sistem kapiler spesial dalam organ-organ ekskresi dan respirasi. Siatem
sirkulasi pada Mollusca merupakan sistem
yang paling majemuk dari sistem sirkulasi pada
invertebrata lainnya. Pada beberapa Mollusca sistem saraf dan sistem peraba
sangat sukar. Khusus tentang matanya, ternyata mata Mollusca serupa dengan mata
vertebrata. Jadi Mollusca merupakan hewan non matemaris yang tingkat
perkembangannya paling tinggi [2](Kimball,1992)
Pada
Cephalopoda kepala nampak jelas mata besar di kelilingi dengan
tentakel-tentakel, yaitu sebagai kaki yang bermodifikasi. Sebagian kaki juga
menjadi corong yang terbuka pada ruang mantel, menjadi sistem organ yang
kompleks. Ada kelenjar tinta. Kelamin terpisah, tidak ada stadium larva.
Hewan-hewan muda menetas seperti miniatur hewan dewasa dan langsung berenang.
Contoh Loligo sp. (gurita), Argonauta sp. (cumi-cumi)
Tubuh
bersimetri bilateral, tidak bersegmen, kecuali pada Monoplacophora. Memiliki
kepala yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat khusus. Pada
permukaan ventral dinding tubuh terdapat kaki berotot yang secara umum di
gunakan untuk bergerak. Dinding tubuh sebelah dorsal meluas menjadi satu atau
sepasang lipatan yaitu mantel atau pallium. Fungsi mantel adalah mensekresi
cangkang dan melingkupi rongga mulut yang di dalamnya berisi insang.
Lubang anus ekskretori umumnya membuka ke dalam rongga mantel. Saluran
pencernaan berkembang dengan baik. Sebuah rongga bukal yang umumnya mengandung
radula berbentuk seperti proboscis. Esophagus merupakan
perkembangan dari stomodeum yang umumnya merupakan daerah khusus untuk
menyimpan makanan dan fragmentasi. Pada daerah pertengahan saluran pencernaan
terdapat ventrikulus (lambung) dan sepasang kelenjar
pencernaan yaitu hati. Sedangkan daerah posterior saluran pencernaan terdiri
atas usus panjang yang berakhir dengan anus. Memiliki sistem peredaran darah
dan jantung. Organ ekskresi berupa ginjal yang berjumlah sepasang atau
terkadang hanya berjumlah satu buah. Ginjal berhubungan dengan rongga perikardium,
tempat jantung berada. Memiliki ganglion saraf yang biaanya berhubungan dengan
cincin saraf atau tali saraf. Ovum berukuran kecil dan mengandung sedikit
kuning telur[3] (Johnson, 1965).
Tidak semua
hewan Mollusca memiliki cangkok. Anggota kelas aplacophora tidak memiliki
cangkok, sedangkan kelas cephalopoda (oktopus dan cumi-cumi) juga tidak
memiliki cangkok atau jika ada mereduksi. Pada mollusca lainnya cangkok
terlihat nyata dan berfungsi penting yaitu menyokong
tubuh mollusca yang lunak dan menjaga dari serangan predator. Cangkok di buat
oleh mantel dan di bedakan menjadi tiga lapisan dari dalam menuju ke permukaan
luar yaitu lapisan necreous, lapisan prismatik dan lapisan periostracum. Mantel
membentuk lapisan nacre dengan cara mensekresi terus-menerus larutan kalsium
karbonat yang selanjutnya membentuk lapisan tipis mineral aragonit. Oleh karena
proses tersebut terjadi terus-menerus sepanjang hidupnya, mengakibatkan lapisan
nacre menebal sesuai usia hewan Mollusca[4]
(Ibrahim, 2003).
D.
Habitat
Mollusca
hidup secara heterotrof dengan makanan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa
organisme. Habitatnya diair tawar, dilaut, dan didarat. Beberapa juga ada yang
hidup secara parasit.
Mollusca
yang hidup diair contohnya sotong dan gurita, sedangkan yang hidup didarat
contohnya siput.
E.
Siklus
Hidup
Siklus hidup hewan Mollusca pendek,
walaupun beberapa dari Mollusca dapat hidup sampai beberapa tahun. Nudibranchia dapat hidup selama 1 tahun,
tiram hidup hingga 10 tahun, Unio 12 tahun, siput air tawar4-5 tahun, Loligo 2 tahun, cumi-cumi raksasa (Spector) mampu hidup selama 10 tahun.[5]
Mollusca bereproduksi secara seksual. pada
umumnya organ reproduksi jantan dan betina pada umumnya terpisah pada individu
lain (gonokoris). Namun, meski begitu jenis siput tertentu ada yang bersifat
Hermafrodit. Fertilisasi dilakukan secara internal ataupun eksternal sehingga
menghasilkan telur. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan pada akhirnya akan
menjadi mollusca dewasa.
1. Telur :
- Masa
bertelur sampai menetas 7-14 hari
2. Masa
Pertumbuhan :
- Pertumbuhan awal 15-25 hari
- Pertumbuhan lanjut 26-59 hari
3. Dewasa :
- Masa berkembangbiak 60 hari sampai 3 bulan
Contoh hewan:
Keong Mas ( Siput Murbei )
Kerang
mutiara
F.
Peranan
dalam Kehidupan Ditinjau dari Perspektif Islam
ª!$#ur
t,n=y{ ¨@ä. 7p/!#y `ÏiB &ä!$¨B (
Nåk÷]ÏJsù
`¨B
ÓÅ´ôJt
4n?tã ¾ÏmÏZôÜt/
Nåk÷]ÏBur
`¨B
ÓÅ´ôJt
4n?tã Èû÷,s#ô_Í Nåk÷]ÏBur
`¨B
ÓÅ´ôJt
#n?tã 8ìt/ör& 4
ß,è=øs ª!$# $tB
âä!$t±o 4
¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@à2
&äóÓx« ÖÏs%
ÇÍÎÈ
45. Dan Allah Telah menciptakan semua jenis hewan
dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan
sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan
empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Ayat ini menjelaskan bahwa hewan diciptakan dengan
berbagai perbedaan karakteristiknya. Ada yang memiliki dua kaki, ada yang empat
kaki, dan ada juga yang tidak memiliki kaki.
Dibalik
semua perbedaan itu, terdapat kelebihan
dan kekurangan masing-masing, serta manfaat bagi makhluk hidup yang lainnya.
Termasuk mollusca yang memiliki peranan penting dalam kehidupan mannusia.
Peranan tersebut antara lain sebagai berikut :
1.
Peranan yang menguntungkan
a. Sebagai
penyeimbang dalam ekosistem
b. Sebagai
sumber makanan yang mengandung protein
c. Sebagai
penghasil mutiara
2.
Peranan yang merugikan
a. Achatina
fulica dan Pomacea caniculata menjadi hama bagi pertanian
b. Beberapa
jenis kerang menjadi inang perantara bagi cacing-cacing parasit
pada manusia
Al-Baqarah (2) : 164
¨bÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏG÷z$#ur È@ø©9$# Í$yg¨Y9$#ur Å7ù=àÿø9$#ur ÓÉL©9$# ÌøgrB Îû Ìóst7ø9$# $yJÎ/ ßìxÿZt }¨$¨Z9$# !$tBur tAtRr& ª!$# z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# `ÏB &ä!$¨B $uômr'sù ÏmÎ/ uÚöF{$# y÷èt/ $pkÌEöqtB £]t/ur $pkÏù `ÏB Èe@à2 7p/!#y É#ÎóÇs?ur Ëx»tÌh9$# É>$ys¡¡9$#ur ̤|¡ßJø9$# tû÷üt/ Ïä!$yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbqè=É)÷èt ÇÊÏÍÈ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di
bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan.”
Dari ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah
menciptakan alam semesta ini semuanya ada hikmah tersendiri mulai dari langit,
bumi, laut, manusia serta makhluk hidup lainnya dan lain . salah satunya adalah
hewan. Semua kehidupan dialam ini
mempunyai peranan yang sangat luar biasa mulai dari yang kecil sampai ke
yang besar, itu semua dapat diketahui dan dirasakan bagi orang-orang yang
berfikir.
KESIMPULAN
A. Ciri-ciri atau karakteristik
mollusca
-
hewan triploblastik selomata; simetri
bilateral; bertubuh lunak
-
hidup di perairan air tawar maupun asin
atau di darat
-
tubuh terdiri dari kaki, massa viseral,
dan mantel
-
reproduksi seksual secara internal
maupun eksternal
-
bersifat dioseus atau monoseus
-
respirasi dengan insang atau rongga
mantel
B. Klasifikasi
1.
Kelas
Polyplacophora atau Amphineura
2.
Kelas
Grastopoda
3.
Kelas
Bivalvia
4.
Kelas
Chepalpoda
5.
Kelas
Chaphoda
C. Morfologi dan anatomi
Hewan-hewan pada filum Mollusca memiliki tubuh yang
lunak, non-metameris, pada dasarnya bersifat bilateral simetris dan terbungkus
dalam rumah berkapur yang berasal dari sekretnya sendiri. Semua mollusca selalu
mempunyai masa muskular, disebut kaki yang bentuk dan fungsinya bervariasi
menurut kelasnya. Mollusca mempunyai sistem digesti, respirasi, ekskresi, dan
reproduksi yang komplek
D. Habitat
Mollusca hidup secara heterotrof dengan
makanan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya diair
tawar, dilaut, dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup secara parasit.
E. Siklus hidup
Siklus hidup hewan Mollusca pendek,
walaupun beberapa dari Mollusca dapat hidup sampai beberapa tahun. Nudibranchia dapat hidup selama 1 tahun,
tiram hidup hingga 10 tahun, Unio 12 tahun, siput air tawar4-5 tahun, Loligo 2 tahun, cumi-cumi raksasa (Spector) mampu hidup selama 10 tahun.[6]
Fertilisasi dilakukan secara internal
ataupun eksternal sehingga menghasilkan telur. Telur tersebut berkembang
menjadi larva dan pada akhirnya akan menjadi mollusca dewasa.
1.
Telur :
·
Masa Bertelur sampai menetas 7-14 hari
2.
Masa Pertumbuhan
·
Pertumbuhan awal 15-25 hari
·
Pertumbuhan lanjut 26-59 hari
3.
Dewasa
·
Masa berkembangbiak 60 hari sampai 3 bulan
DAFTAR
PUSTAKA
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga
Campbell, Neil A. Dkk. 2012. Biologi edisi kedelapan jilid 2. Jakarta: Erlangga
Ibrahim. 2003. Zoologi Avertebrata. Malang : UM
press.
Johnson, 1965. Flora dan Fauna. Jakarta:
Erlangga
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi invertebrata (teori dan praktek). Ciamis
Tjitrosomo, Siti Soetarmi. 2004. Biologi Edisi kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar