Selasa, 27 Januari 2015

MAKALAH ANTHOCEROTOPSIDA (LUMUT TANDUK)

MAKALAH
ANTHOCEROTOPSIDA
(LUMUT TANDUK)
Diajukan untuk memenuhi Tugas Terstruktur
                                                   Mata kuliah : Anatomi Tumbuhan
Dosen Pengampu : Noviyanti Muspiroh M.P

Disusun oleh :
Kelompok 7
1.      Nurlaelah
2.      Nurullah Thayyibatullah
3.      Ratna Komala
4.      Umi Hani



TARBIYAH BIOLOGI-B
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
SYEKH NUR JATI CIREBON
2013
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr.Wb.
            Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Alhamdulillah dengan RahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anthocerotopsida”. Makalah ini berisi tentang Pengertian Jamur anthocerotopsida, Karakteristik anthocerotopsida, klasifikasi anthocerotopsida, habitat dan siklus hidup anthocerotopsida, reproduksi anthocerotopsida dan peranan anthocerotopsida dalam kehidupan.
Semoga dengan adanya makalah ini, kita bisa lebih memahami tentang jamur dan jenis-jenisnya secara mendalam. Adapun dalam pembuatan makalah ini, tim penulis merasa masih kurang sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.  


                                                                                                       Cirebon, 18 November 2013

                                                                                                    Tim Penulis







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang mencakup kira-kira 300 spesies (Tjitro, 1983 : 88). Genus yang paling dikenal ialah Anthoceros, dan spesies-spesiesnya agak umum dijumpai di tepi sungai atau danau dan acapkali disepanjang selokan, tepi jalan yang basah atau lembab. Tubuh utama adalah gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak bulat.
Sel-selnya biasanya mengandung satu kloroplas yang besar yang mencakup pirenoid, yang diduga ada persamaan dengan pirenoid algae tertentu. Sporofit biasanya kapsul berbentuk silinder yang berbentuk bulir dengan panjang beberapa sentimeter, dan kadang-kadang sampai 5-6 cm. pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit. Dasar kapsul meluas arah ke bawah sebagai kaki, suatu organ yang melekat dan menyerap, terbena  dalam-dalam di dalam jaringan talusnya. Dalam beberapa segi, struktur kapsul Anthoceros menyerupai kapsul lumut sejati.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa karakteristik dari lumut tanduk?
2.      Dimana habitat dari lumut tanduk?
3.      Bagaimana bentuk morfologi dan anatomi dari lumut tanduk?
4.      Bagaimana reproduksi dari lumut tanduk?
5.      Apa peranan dari lumut tanduk?
C.    Tujuan




BAB II
PEMBAHASAN


A.    Karakteristik Lumut Tanduk
a.       Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya.
b.      Bentuk tubuh lumut tanduk berupa lembaran yang ujungnya bercabang-cabang menyerupai tanduk, sehingga disebut lumut tanduk
c.       Gametofit berupa talus yang sederhana, yaitu berbentuk cakram  dengan tepi bertoreh, dosiventral, tidak ada rusuk tengah dan tidak ada percabangan menggarpu, tumbuh melekat pada tanah dengan perantara rizoid.
d.      Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang berlekuk.
e.       Rizoid berada pada bagian ventral.
f.       Pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit.
g.      Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini masih berkerabat paling dekat dengan tanaman berpembuluh dibanding kelas lain pada tumbuhan lumut.
h.      Struktur  anatomi talus (gametofit) homogen, tiap sel mengandung satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar.
i.        Pada sisi ventral dari talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal.
j.        Sporogonium terdiri dari kaki dan kapsul (tanpa seta). (Tjitrosoepomo, 2011: 187)
B.     Morfologi dan Anatomi
Stuktur kapsul Anthoceros dalam beberapa segi menyerupai kapsul tumbuhan lumut, suatu kondisi yang dianggap sebagai suatu contoh untuk evolusi konvergen. Irisan melintang melalui kapsul menunjukan kelompok sel-sel steril, yaitu kolummela, di tengah-tengah. Sekeliling kolumner terdapat silinder berongga yang berisi elater dan tetrad spor-spora. Kedua struktur ini secara vertical memanjang ke seluruh kapsul. Di luar ada zona sel-sel steril yang terlinung oleh epidermis diselingi oleh stomata yang sama dengan stomata pada tumbuhan berpembuluh. Adanya kloroplas dalam sel-sel daerah steril tadi menyebabkan sporofit matang hampir seluruhnya tidak bergantung pada gametofit akan bahan makanan, meskipun masih memerlukan air dan mineral dari gametofit. Bila menjadi matang, dinding kapsul membelah menjadi dua katup dan spora-spora dilepaskannya.
Setelah beberapa saat tumbuh, kapsul itu memanjang karena aktivitas daerah meristematik di dasarnya. Zona ini menghasilkan semua macam sel yang terdapat dalam kapsul matang jaringan steril dan jaringan penghasil spora. Jadi, selagi spora-spora itu menjadi masak dan ditenaskan dari bagian atas kapsul, maka spora-spora baru terus menerus dihasilkan di bawahnya. Pada beberapa spesies, kapsulnya terus tumbuh dan membentuk spora-spora baru selama gametofit itu hidup.
Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang biasanya dimasukan dalam satu suku saja yaitu suku Anthocerotae. Berlainan dengan golongan lumut hati lainnya, sporogonium Anthocerothalesmempunyai susunan dalam yang lebih rumit.
Gametofit mempunyai talus yang berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara rizoid-rizoid. Susunan talusnya masih sederhana. Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar, hingga mengingatkan kita pada koloroplas sel-sel gangang. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma itu kemudian hampir selalu terisi dengan lender.
Beberapa anterodium terkumpul dalam satu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkogeniumnya. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan satu dinding pemisah melintang. Sel yang diats terus membelah-belah dan merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah merupakan kaki sporogonium. Sel-sel yang mempunyai kaki sporogonium. Berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus gametofitnya.
Bagi sporogonium, kaki itu berfungsi sebagai alat penghisap (Haustorium). Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm. jika telah masak pecah seperti buah polongan. Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumela. Kolume itu diselubungi oleh jaringan yang diselubungi oleh jaringan yang akan mengasilkan spora, yang disebut arkespora. Selain spora, arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang dinamakan elatera.
Berbeda dengan lumut hati lainnya masaknya kapsul spora pada sporogonium itu tidak bersama-sama, akan tetapi dimulai dari atas dan berturut-turut sampai pada bagian bawahnya. Dinding sporogoni yang mempunyai stomata dengan dua sel penutup dan selain itu sel-selnya mengandung koloroplas.
Anthocerothales hanya terdiri dari satu suku yaitu suku Anthocerotaceae, yang mencakup antara lain Anthoceros leavis, A. fusiformis, Notothylus valvata. Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.

C.     Habitat
Lumut tanduk dapat kita jumpai di tepi sungai, danau atau di sepanjang selokan. didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi.

D.    Klasifikasi Lumut Tanduk
Anthocerotopsida terdiri dari satu bangsa, yaitu Anthocerothales. Anthocerothales dibedakan dalam dua suku, yaitu Anthocerotaceae dan Notothylaceae.
Ø Suku Anthocerotaceae mempunyai cirri
·      sporogonium panjang, silindris dan tumbuh tegak di tengah permukaan talus
·      bagian pangkal sporogonium diselubungi oleh involukrum
·       sel-sel dinding kapsul mengandung kloroplas, dan terdapat stoma
·      Suku ini terdiri 4 marga : Anthoceros, Phaeoceros, Megaceros, dan Dendroceros
http://blog.uad.ac.id/juliastuti/files/2011/11/6A5F2-anthoceros.gif






Ø  Suku Notothylaceae mempunyai cirri :
·      Sporogonium pendek, tumbuh horizontal dan terdapat pada tepi talus
·      Dinding kapsul tidak ada sel-sel yg mengandung kloroplas, tidak ada stoma
·      Pangkal sporogonium tidak diselubungi involukrum
·      http://blog.uad.ac.id/juliastuti/files/2011/11/notothylaceae.jpgSuku ini hanya terdiri satu marga, yaitu Notothylas. Contoh : Notothylas indica






E.     Reproduksi Lumut Tanduk
Reproduksi pada Lumut tanduk terjadi secara seksual dan aseksual, yaitu:
1.     Reproduksi secara seksual
          Reproduksi secara seksual dengan menghasilkan sederet arkegonium dan anteridium dekat permukaan atas gametofit. Sebagaimana halnya pada lumut hati atau lumut daun, beberapa spesies lumut tanduk merupakan tumbuhan uniseksual, sedangkan yang lain merupakan tumbuhan biseksual. Anteridium Anthoceros bersifat unik, tunggal atau berkelompok tersembunyi dalam suatu ruangan yang disebut ruang anteridium pada permukaan dorsal talus, demikian pula dengan arkegonium, terbenam pada talus yang berdaging. Sporofit lumut tanduk secara nyata memiliki sejumlah stomata. Tidak mempunyai seta atau tangkai dan tampak sebagai tanduk yang halus muncul melalui lapisan basal dari kaki dekat permukaan talus.
          Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas talus arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah melintang. Sel diatas terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah yang membelah terus-menerus membentuk kaki ang berfungsi sebagai alat penghisap, bila sporogenium masak makan akana pecah seperti buah plongan, menghasilakan jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumila inin diselubungi oleh sel jaringan yang akemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.
538px-Hornwort_life_cicle_svg_diagram






Reproduksi Aseksual Reproduksi lumut tanduk secara aseksual atau disebut juga reproduksi vegetatif dapat terjadi melalui beberapa cara, yaitu :
a.      Fragmentasi atau pemisahan lobus dari bagian utama talus. Sel-sel bagian basal dari talus yang tua mati dan hancur, dan jika proses ini terjadi pada talus yang bercabang, maka menyebabkan lobus dari talus tersebut saling terpisah. Masing-masing lobus selanjutnya dapat tumbuh lagi menjadi individu yang baru;
b.     Gemma atau kuncup. Para ahli lumut pernah melaporkan adanya beberapa spesies Anthoceros dapat menghasilkan gemma yang melekat pada tangkai yang pendek pada permukaan atas dan sepanjang tepi talus, contoh A. glandulosus dan A. formosae;
c.      Tuber/umbi, ada beberapa jenis lumut tanduk membentuk umbi kecil yang mempunyai kemampuan untuk menjadi gametofit baru.

F.      Peranan lumut tanduk
1.      Digunakan oleh ilmuwan sbg model dlm experimen biologi tumbuhan.
2.      Lumut mampu merombak struktur batu menjadi tanah.
3.      Lumut berperan dalam menjaga ketersediaan air dan mencegah banjir dalam ekosistem hutan.
4.      Lumut dapat digunakan sebagai bahan bakar atau atap rumah.
5.      Lumut dapat digunakan untuk menjaga tanah dari erosi dan kekeringan pada musim kemarau.






BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang mencakup kira-kira 300 spesies.
2.      Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya. Bentuk tubuh lumut tanduk berupa lembaran yang ujungnya bercabang-cabang menyerupai tanduk, sehingga disebut lumut tanduk. Gametofit berupa talus yang sederhana.
3.      Lumut tanduk dapat kita jumpai di tepi sungai, danau atau di sepanjang selokan. didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi.
4.      Reproduksi lumut tanduk secara seksual dengan menghasilkan sederet arkegonium dan anteridium. Sedangkan secara aseksual dilakukan dengan fragmentasi, gammae, dan tuber atau umbi.
5.      Peranan digunakan oleh ilmuwan sebagai model dlm experimen biologi tumbuhan. Lumut mampu merombak struktur batu menjadi tanah.



DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2008. Biologi Umum Jilid 2 Edisi 8. Jakarta: Erlangga
Sutarmi, Siti dkk. 1983. Botani Umum 4 . Bandung: ANGKASA
Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press
Anonim.2010.Lumuttandukanthocerotopsida.http://kouzinet.blogspot.com/2010/03/lumut-tanduk-anthecerotopsida.html




                                                                                      

MAKALAH HEPATICOPSIDA (LUMUT HATI)

MAKALAH
HEPATICOPSIDA
    (LUMUT HATI)
Diajukan untuk memenuhi Tugas Terstruktur
                                                   Mata kuliah : Anatomi Tumbuhan
Dosen Pengampu : Noviyanti Muspiroh M.P
Disusun oleh :
Kelompok 5
1.             Listianto Raharja
2.             Siti Nurussa’adah
3.             Tiara
4.             Usfatul ‘aeni

TARBIYAH BIOLOGI-B
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
SYEKH NUR JATI CIREBON
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi kepada pembaca tentang kehidupan Hepatcopsida.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi pembaca.


                                                                        Cirebon, 18 November 2013

                                                                                                            Penulis











BAB I
PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG
Kelompok lumut yang dimasukan dalam kelas hepaticopsida dikenal dengan nama umum lumut hati. Kelas ini sebelumnya juga dikenal dengan nama Hepaticas. Lumut hati meliputi sekitar 5000 spesies. Meskipun kelompok ini merupakan tumbuhan toleran terhadap kekeringan, kebanyakan lumut hati dijumpai pada habitat lembab atau ternaungi. Umut hati dapat hidup disemua lingkungan, kecuali di laut. Beberpa anggotanya tenggeam atau stengah tenggelam di air sungai, atau tempat-tempat yang tergenang secara periodik. Namun demikian sebagian besar lumut hati hidup terestrial dan epifit.
Struktur  dan morfologi spesies-spesies lumut hati sangat bervariasi. Lumut hati dapat dibedakan menjadi dua kelopok, yaitu : lumut hati bertalus ( marchantiales dan meztgeriales) dan lumut hati berdaun (jungermanniales). Kelompok lmut hati berdaun dan beberapa yang beralus mempunyai sel-sel yang mengandung badan dengan tetes minyak di dalamnya (oil body). Dalam siklus hidupnya lumut hati membentuk pratonema berupa talus . berbeda dengan lumut sejati yang protonemanya seperti alga berbentuk filamen. Setiap protnema bertalus hanya menghasilkan satu tunas indiviu baru. Di dalam kapsul selain spora juga dibentk slater yang berfungsi membantu penyebaran spora.

2.      RUMUSAN MASALAH
Penulis membatasi laporan ini seputar :
1.      Kelompok tumbuhan lumut hati
2.      Perkembangan dan pertumbuhan lumut hati
3.      Karakteristik lumut hati
4.      Klasifikasi lumut hati
5.      Reproduksi lumut hati
6.      Peranan lumut hati




3.      TUJUAN
1.      Dapat mengetahui karakterastik lumut hati
2.      Dapat mengetahui klasifikasi lumut hati
3.      Dapat mengetahui reproduksi lumut hati
4.      Dapat mengetahui manfaat pada lumut hati


BAB 2
PEMBAHASAN
A.      Karakteristik
Marchantiophyta (Hepaticophyta) atau lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies.
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan porella.
Kebanyakan lumut hati hidup di tempat-tempat yang basah, oleh sebab itu tubuhnya mempunyai struktur yang higromorf. Bentuk lain jarang ditemukan, meskipun ada pula yang terdapat pada tempat-tempat yang amat kering, misalnya pada kulit-kulit pohon, di atas tanah atau batu cadas, sehingga tubuhnya perlu mempunyai stuktur yang xeromorf. Dalam tubuh terdapat alat penyimpan air, atau dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan kematiannya. Yang bersifat epifit ada yang dapat hidup pada daun pohon-pohon dalam rimba daerah tropika, dan karena hidupnya di atas daun itu lumut tadi merupakan suatu bentuk ekologi yang khusus yang dinamakan epifit.
Sebagian besar lumut hati mempunyai sel-sel yang mengandung minyak. Minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik, kebanyakan berupa kumpulan tetes-tetes minyak atsiri. Dalam Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati di bagi menjadi dua kelompok yaitu: lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Pada kedua kelompok tumbuhan tersebut tubuhnya berbentuk dorsiventral, yakni tubuh bagian atas bagian atas di sebut dorsal dan bagian bawah di sebut ventral.bentuk demikian minyak tadi tidak dapat ditemukan pada tumbuhan lain.
Ciri umum dari lumut hati :
1. tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid.
2. gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung.
3. sporofit perumbuhannnya terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik.
4. berkembang biak secara generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan    fragmentasi, tunas, dan kuncup eram.
5. habitatnya ditempat lembab
B.       KLASIFIKASI  HEPATICOPSIDA
Ø  Ordo Marchantiales
Ciri –ciri sebagai berikut :
Ø  Gametofit berupa talus sederhana
Ø  Struktur anatomi talus memperlihatkan difrensiasi jaringan, ada ruang uadara dan poros
Ø  Gametangium letaknya tenggelam didalam talus, arkegonium mempunyai 6 sel saluran leher
Ø  Sporofit terdiri dari kapsul saja atau terdiri dari kaki, seta dan kapsul

Ordo Marchantiales terdiri 6 famili yaitu
v  Famili Ricciaceae contohnya Riccia fluitan
v  Famili Corsiania contohnya Corsinia
v  Famili Targoniaceae contohnya Targonia
v  Famili Marchantiaceae contohnya Marchantia
v  Famili Monocleaceae contohnya Monoclea
v  Famili Monocarpaceae contohnya Monocarpa

Ø Ordo Spaerocarpales
Ciri-ciri sebagai berikut :
Ø  Gametofit berupa talus sederhana
Ø  Struktur anatomi talus tidak memperlihatkan difrensiasi jaringan, tidak ada ruang udara dan poros
Ø  Gametangium diselubungi involukrum, arkegonium mempunyai 6 sel saluran leher
Ø  Sporofit terdiri dari kaki, seta dan kapsul
Contohnya Spaerocarpa

Ø Ordo Jungermanniales
Ciri-ciri sebagai berikut:
Ø  Gametofit berupa talus sederhana
Ø  Arkegonium diselubungi involukrum dan mempunyai 5 sel saluran leher
Ø  Sporofit terdiri dari kapsul saja atau terdiri dari kaki, seta dan kapsul

Ø Ordo Calobryales
Ciri –ciri sebagai berikut :
Ø  Gametangium tidak mempunyai batang dengan daun-daun yang tersusun dalam 3 baris
Ø  Gametangium terbenuk diujung batan, arkegonium mempunyai 4 sel saluran leher
Ø  Sporofit terdiri dari kapsul saja
Contohnya Calobryum, Haplomitrium

Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati di bagi menjadi  dua kelompok yaitu: lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Pada kedua kelompok tumbuhan tersebut tubuhnya berbentuk dorsiventral, yakni tubuh bagian atas bagian atas di sebut dorsal dan bagian bawah di sebut ventral. Organ seksual tumbuh terjadi di permukaan bagian dorsal. Tubuh tumuhan ini menutupi tanah, berpaut pada tanah dengan rizoid yang berbentuk benang. Rizoid itu semacam rambut akar, pada tumbuhan tinggi tetapi berlawanan denganya, biasanya tumbuh pada generasi gametofit.
Tubuh tumbuhan kelompok pertama (lumut hati bertalus) menujukan cirri-ciri tertentu yang berkembang secara perlahan dari tumbuhan darat tanpa pembuluh yang tidak di miliki oleh tumbuhan yang tidak dimiliki oleh nenek moyangnya yang hidup di air. Di antaranya adalah rizoid dan bagian lain yang beradaptasi terhadap daratan, sepertihalnya adanya jaringan kutikula yang menutup lapisan epidermis, dan spora berdinding tebal yang di sesuaikan  dengan penyebaran melalui udara.

a.      Lumut Hati Berdaun
Kelompok tumbuhan yang terbesar ini diantara lumut hati kadang-kadang disebut juga lumut sisik. Umumnya tumbuh subur pada balok-balok kayu, tanah lembab atau t7umbuh sebagai epifit pada batang atau cabang pohon. Contoh dari kelompok ini adalah Porella.  Tubuh tumbuhan ini khas dorsiventral, dan tersusun dari suatu sumbu dengan bentuk-bentuk seperti pada daun. Tidak ada atau sedikit saja diferensiasi internal dalam jaringannya. Struktur yang seperti daun itu tumbuh lateral pada kedua sisi sumbu. Dunia lateral kadang-kadang terbagi menjadi dua bagian.
Daun tingkat ketiga muncul dari permukaan ventral. Terkadang-kadang lumut hati berdaun dikeluarkan dengan lumut sejati, tetapi dapat diperbedakan jika diperhatikan struktu vegetativnya secara berhati-hati. Lumut sejati bentuknya simetri radial, artinya daun-daunnya melekat sekeliling batang, berlawanan dengan lumut hati yang telah dujelaskan di atas. Selain itu, lumut sejati mempunyai tulang tengah yang tidak terdapat pada lumut hati.
Organ seksual macam lumut ini tumbuh pada generasi gametifit. Anterida tumbuh pada ketiak daun dan arkegonia tumbuh di ujung, pada apeks pucuk utama atau cabang-cabangnya. Sporofit dilengkapi dengan kaki, tangkai, dan kapsul, yang membuka dengan empat katup.
b.      Lumut hati bertalus
Kelompok tumbuhan ini menarik karena bentuknya bercabang-cabang. Setiap kali kali talu membagi diri, pembagianya mengarpu menjadi dua cabang yang sama atau lebih. Pertumbuhanya terjadi melalui aktifitas dari satu atau lebih sel ujung yang ada pada lekukan-lekukan talus. Talus bercabang ini bentknya serupa dengan hati mamalia, oleh karena itu dinamakan lumut hati atau hepaticeae. Contoh dalam kelompok ini antara lain adalah Ricciciocarpus natans biasanya tumbuh terapung di air atau pada tanah yang lembab. Berbaga spesies Riccia, yang lebih banyak cabangnya, dan biasanya membentuk raset bila tumbuh pada tanah lembab. Recciciocarpus dan Riccia yang bekerabat dekat merupakan lumut hati yang sederhana. Sifat sederhana ini agaknya kerena reduksi pada bentuk nenek moyangnya yang jauh lebih komplek dan bukan merupakan sifat primitive yang menurun.
Setelah spora Ricciciocarpus berkecambah, terjadi perkembangan talus berbentuk hati yang lebarnya lebih kurang 1 cm. masa besar talusnya mengapung pada permukaan air kolam dan sungai kecil yang mengalir lambat. Pada bagian ventral terdapat beberapa rizoid dan banyak sekali sisik yang berwarna kecoklat-coklatan. Keduanya berfungsi untuk absorbsi air bila tumbuh di atas tanah, rizoid bertambah banyak dan jumlah sisik-sisik di permukaan dorsal talus itu terdapat pori yang terbuka dan merupakan ruang udara yang internal.
Reproduksi tumbuhan ini di lakukan melalui fragmentasi talus dan melalui spora yang di bentuk pada proses seksual. Organ seksual pada Ricciciocarpus terdapat pada dasar alur-alur di bagian dorsal talusnya. Arkogenium yang merupakn organ betina, berbentuk botol atau labu. Dan berisi sel telur di dasarnya. Di atas sel telur terdapat semacam sumbat yang di namakan sel kanal ventral. Leher labu arkegonium berisi sederetan sel yang di namakan sel kanal leher. Anteridium bentuknya oval dengan dinding satu lapis sel. Dinding yang berbentuk pagar ini melingkupi masa sel yang amat kecil yang berkembang menjadi sperma atau sel jantan atau di sebut juga anterozoid.

C.      HABITAT
Pada umumnya atau dapat dikatakan kebanyakan lumut hati hidup di tempat-tempat yang basah. Dalam tubuh terdapat tubuh terdapat alat penyimpanan air, atau dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan kematiannya. Yang bersifat epifit ada yang dapat hidup pada daun pohon-pohon dalam imba daerah tropika, dan karena hidupnya di atas daun itulah hingga lumut tadi merupakan suatu bentuk ekologi yang khusus dinamakan epifit.

D.      REPRODUKSI
Pekembangbiakan pada lumut hepticopsida :
a.       secara aseksual menggunakan spora dan tunas.
b.      secara seksual contohnya marchantia
http://image.slidesharecdn.com/lumut-hati-hepaticopsida-121130190525-phpapp02/95/slide-25-638.jpg?1354324132
c.       anteredium terpancang pada permukaan atas, bentuknya seperti cakram. Dasar bunga betina agak melebar dan berbentuk paying, dengan cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher menekuk kebawah. Anteredium merekah, mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium, generasi sporofit dari telur yang sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian pangkal dari embrio membentuk kaki masuk ke jaringan reseptakel. Bagian terbesar dari janin membentuk kapsul yang dipsahkan dari bagian kaki oleh zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul berisi sel-sel induk spora yang berkelompok yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam terpilin. Setelah meiosis terbentuklah tetraspora, tangkainya memanjang, arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong kebawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul dibantu oleh elater yang sifatnya higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul, elater menggulungmenjadi kering dan menggandakan gerakan sentakan yang melebar spora keudara.  

http://image.slidesharecdn.com/lumut-hati-hepaticopsida-121130190525-phpapp02/95/slide-24-638.jpg?1354324132

E.       PERAN DAN MANFAAT HEPATICOPSIDA
1.         Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
2.         Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang
3.         Marchantia polymorpha dahulu digunakan untuk pengobatan hepatitis
Contoh Gambar dari lumut hati:
http://arnold040993.files.wordpress.com/2009/02/moss_article_artikel.jpg?w=930 http://arnold040993.files.wordpress.com/2009/02/moss.jpg?w=247&h=307

http://arnold040993.files.wordpress.com/2009/02/240px-lunularia_cruciata.jpg?w=930
 























 BAB III
 PENUTUP
A.      KESIMPULAN
1.      Bentuk tubuh hepaticopsida berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan, tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies.
2.      rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.
3.      Karakteristik lumut hati diantaranya : tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid, gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung, sporofit perumbuhannnya terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik, berkembang biak secara generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan kuncup eram.
4.      Klasifikasi Hepaticopsida  
Ø Ordo Marchantiales
Ø Ordo Spaerocarpales
Ø Ordo Jungermanniales
Ø Ordo Calobryales
5.      Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati di bagi menjadi  dua kelompok yaitu: lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun.
6.      Habitat hepaticopsida pada umumnya hidup di tempat-tempat yang basah, menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab dan dalam tubuh terdapat tubuh terdapat alat penyimpanan air, atau dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan kematiannya.
7.      Pekembangbiakan pada lumut hepticopsida secara aseksual menggunakan spora dan tunas, secara seksual contohnya marchantia
8.      Peranan dan manfaat hepaticopsida diantaranya memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.



                                   DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
Kimball, John W. 1999. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga
Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.
Tjitroseopomo, gembong.1989.Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.